Pahlawan Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia adalah:
1.MGR Albertus Sugiopranoto
MGR Albertus Soegijapranata lahir dengan nama Soegija di Surakarta, 25 November 1896. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang diangkat menjadi Uskup Agung setelah sebelumnya dinobatkan menjadi Vikaris Apostolik Semarang. Ketika zaman pendudukan Jepang di Indonesia, bersama MGR Willekens, SJ ia menghadap ke penguasa Jepang supaya Rumah Sakit St. Carolus dapat terus beroperasi. Selain sebagai biarawan, Soegijapranata adalah seorang pengajar ilmu pasti, Bahasa Jawa, dan Agama di Kolose Xaverius Muntilan.Soegija dibesarkan dalam keluarga Kejawen yang merupakan abdi dalem Keraton Surakarta. Ia mendapatkan nama Albertus Magnus setelah prosesi pembaptisan yang dilakukan oleh Pastor Meltens, SJ ketika ia bersekolah di Kolose Xaverius. Setelah menamatkan sekolahnya, ia berkeinginan untuk menjadi imam sehingga pada tahun 1916, ia dikirim untuk mengikuti kegiatan imamat dan mulai mendalami ilmu agama Katholik, Bahasa Latin, Yunani dan filsafat di Gymnasium, Uden, Belanda, di bawah asuhan Ordo Salib Suci atau Ordo Sanctae Crucis (OSC).
2.Arie Frederik Lasut
Arie Frederik Lasut adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dan ahli pertambangan dan geologis, beliau lahir di Kapataran, Lembean Timur, Minahasa, 6 Juli 1918 – meninggal di Pakem,Sleman, Yogyakarta, 7 Mei 1949 pada umur 30 tahun. Dia terlibat dalam perang kemerdekaan Indonesia dan pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis pada saat-saat permulaan negara Republik Indonesia. Lasut dilahirkan di desa Kapataran, yang sekarang berada di kabupaten Minahasa, provinsi Sulawesi Utara. Dia adalah putera tertua dari delapan anak dari Darius Lasut dan Ingkan Supit. Adiknya yang bernama Willy Lasut sempat menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara
3.Jendral gatot subroto
Beliau lahir di Banyumas 10 Oktober 1909. Ia dikenal sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Sejak anak-anak sudah menunjukkan watak seorang pemimpin. Dia memiliki keberanian, ketegasan, tanggung jawab, dan berpantang akan kesewenangan. Pengalaman tidak manis pernah dialaminya ketika masih bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS). Karena berkelahi dengan seorang anak Belanda, dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah tersebut. Kasus itu sudah cukup menunjukkan bahwa sejak kecil dirinya sudah memiliki sifat pemberani dan tegas. Di kala orang tidak ada yang berani menantang anak-anak Belanda yang merasa lebih tinggi derajatnya dari kaum pribumi, Gatot Subroto dengan tanpa gentar sedikitpun maju menantang.
4.Jendral soedirman
Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia merupakan salah satu orang yang memperoleh pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution. Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem. Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo setelah diadopsi. Ketika Sudirman pindah ke Cilacap di tahun 1916, ia bergabung dengan organisasi Islam Muhammadiyah dan menjadi siswa yang rajin serta aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.
5.Jendral oerip soemoharjo
Ia berperan banyak dalam terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa dikatakan ia sebagai salah satu pendiri dari TNI. Beliau lahir pada tanggal 22 Februari 1893 di desa Sindurjan, Purworejo, yang pada waktu itu masih wilayah Hindia Belanda. Saat lahir ia dinamakan Muhammad Sidik yang kemudian waktu kecil diganti dengan nama Urip Sumoharjo. Ayahnya bernama Soemohardjo dan ibunya merupakan putri dari seorang bangswan, Bupati Trenggalek. Urip Sumoharjo memiliki saudara berjumlah lima orang. Semasa kecilnya Urip Sumoharjo dikenal sebagai anak nakal namun ia memiliki kemampuan dalam memimpin.
6.Dr. Koesoemah atmaja
Kusumah Atmaja dilahirkan di Purwakarta, Jawa Barat pada tanggal 8 September 1898 dalam sebuah keluarga terpandang sebagai Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmadja. Oleh karena itu wajar bila beliau dapat mengenyam pendidikan yang layak. Pada tahun 1913 Ia memperoleh gelar diploma dari Rechtshcool atau Sekolah Kehakiman.Kusumah Atmadja mengawali kariernya sebagai pegawai pengadilan pada 1919. Ia diangkat sebagai pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan di Bogor. Tahun itu juga , ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hukumnya di Universitas Leiden, Belanda.Pada 1922, Kusumah Atmadja menyelesaikan studinya. Gelar Doctor in de recht geleerheid pun diperoleh dengan disertasi yang berjudul De Mohamedaansche Vrome Stichtingen in Indie (Lembaga Ulama Islam di Hindia Belanda). Dalam disertasinya itu, Kusumah Atmadja menguraikan Hu kum Wakaf di Hindia Belanda.
7.Prof. Dr. W. Z. Johannes
Wilhelmus Zakaris Johannes adalah seorang putra Pulau Rote yang dilahirkan pada tanggal 16 Juli 1895. Ia adalah putra sulung dari keluarga M. Z. Johannes dan Ester Johannes – Amalo. Setelah menamatkan sekolah melayu di Kupang, dengan bantuan seorang guru warga Negara Belanda yaitu Cornelis Frans, ia melanjutkan sekolahnya di Eureppesc Legere School (ELS) Kupang pada tahun 1905. W. Z. Yohannes menyelesaikan sekolah ELS pada tahun 1912. Kemudian W. Z. Yohannes melanjutkan di Stovia (School TotOpludug Voer Inlandesche Artsen) di Batavia. W. Z. Johannes menyelesaikan pendidikan di Stovia dengan mendapat gelar Indische Art (Dokter) pada tahun 1920. Kemudian ia ditemapatkan di sekolah Hindia Belanda di Surabaya.
8.Serda. KKO. Anm. Djanatin / Osman Bin Haji Mohammad Ali
Usman bin H Ali Hasan dan Harun bin Said bukan orang sembarangan. Keduanya anggota Korps Komando Operasi (KKO), kini disebut ‘Marinir’ berpangkat sersan dua dan kopral. Penyematan nama Usman Harun tak lepas dari bobot pengabdian dan pengorbanan keduanya hingga mendapat gelar pahlawan.Usman Bin Haji Ali alias Djanatin sebagai prajurit pemberani yang menyusup ke Singapura bersama rekannya, Harun alias Tohir Bin Mahdar. Mereka berdua berhasil meletakkan bom di pusat kota Singapura.Harun baru tiga bulan menjadi anggota KKO ketika Presiden RI pertama Soekarno menggelorakan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964. Dwikora digaungkan menyusul pemutusan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia pada 17 September 1963 setelah sehari sebelumnya Inggris membentuk negara federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Soekarno menganggap ini sebagai bentuk neokolonialisme dan dikhawatirkan mengganggu jalannya revolusi Indonesia.
9.Kopral.KKO.Anm.Harun Bin Said Alias Tahir
Tahir adalah putera Bawean, asal keturunan dan lahir di Pulau Bawean yang termasuk wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Desanya Diponggo, 17 km dari pelabuhan Bawean yang bernama Sangkapura. Ayahnya bernama Mahdar dan ibunya bernama Aswiyani. la anak ke-3 dalam keluarganya. Tidak ada catatan yang pasti tentang hari kelahirannya. Di dalam daftar pekerjaannya tercatat 4 April 1947, tetapi menurut uraian perjalanan hidupnya telah mengenal zaman Jepang, sewajarnya ia dilahirkan di sekitar tahun 1939
10.Jend. TNI. Anm Basuki Rachmat
Basuki Rahmat lahir pada 4 November 1921 di Tuban, Jawa Timur. Ayahnya, Raden Soenodihardjo Sudarsono, menjadi asisten seorang kepala daerah setempat. Ibunya, Soeratni, meninggal pada Januari 1925 ketika Basuki berusia empat tahun, sepuluh hari setelah melahirkan anak lain. Ketika ia berusia tujuh tahun, Basuki dikirim ke sekolah dasar. Pada tahun 1932 ayahnya meninggal, mengakibatkan penghentian sementara pendidikan Basuki. Dia dikirim untuk tinggal bersama adik ayahnya dan menyelesaikan pendidikannya, lulus dari SMP pada tahun 1939 dan dari Yogyakarta Muhammadiyah sekolah pada tahun 1942, seperti invasi Jepang di Indonesia dimulai.
11.Gubernur Surjo
Lahir di Magelang, 9 Juli 1898, Wafat di Ngawi, 10 September 1948 di makamkan di Magelang. Raden mas (R.M.) Suryo memiliki latar belakang pendidikan kepamongprajaan antara lain OSVIA dan Bestuurs School. Selain itu suryo juga pernah mendapat pendidikan polisi Di Sukabumi. Awal karirnya dirintis saat ia bekerja sebagai pamongpraja di Ngawi, Kemudian sebagai mantri di Madiun, dan pada masa penjajahan belanda sebagai bupati Magetan. Pada masa penjajahan jepang, suryo diangkat sebagai Syucokan (Residen) di Bojonegoro.
12.Prof. DR. R. Soeharso
Prof. Dr. Suharso (lahir di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, 13 Mei 1912 – meninggal di Solo,Jawa Tengah, 27 Februari 1971 pada umur 58 tahun) adalah dokter ahli bedah, pahlawan nasional Indonesia, dan pendiri Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso yang merupakan tempat merawat penderita cacat jasmani.